TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Insiden penangkapan 3 petugas DKP Kepri oleh polisi Malaysia di perairan Tanjung Berakit, Kepri kemarin memancing emosi rakyat Indonesia. Pasalnya, penyelesaian yang ditempuh pemerintah dengan cara barter 7 nelayan Malaysia dengan 3 petugas DKP Indonesia dinilai oleh facebooker sebagai hal yang melecehkan martabat Indonesia.
Facebooker protes dan tidak puas karena 7 nelayan Malaysia itu benar benar mencuri ikan di perairan Indonesia dan penangkapan yang dilakukan oleh polisi Malaysia terhadap 3 petugas DKP Kepri juga berada di perairan Indonesia. Berselang 2 hari, diplomasi antara Menlu dengan pemerintah Malaysia terjadi, dengan langkah Indonesia justru datang ke Malaysia untuk melobi agar 3 petugas DKP dibebaskan.
Selang sehari, 7 nelayan Malaysia yang ditahan Polda Kepri dibebaskan dan dipulangkan ke Malaysia. Baru kemudian 3 petugas DKP dibebaskan oleh Malaysia setelah beberapa hari diborgol, ditahan dan diperlakukan seperti pelaku kriminal. Padahal 7 nelayan Malaysia selama ditahan oleh Polda Kepri diperlakukan dengan santun tanpa ada kekerasan.
Menlu Marty Nata Legawa menyatakan bahwa 3 petugas DKP Kepri diperlakukan dengan baik. Hal ini bertentangan kesaksian Asriadi petugas DKP yang mengenakan topi merah itu ternyata kepala bocor bukan karena jatuh saat melompat di kapal melainkan dipopor gagang senapan polisi Malaysia ketika dalam penahanan. Sudah begitu, dalam sehari hanya diberi makan satu kali saja.
Facebooker memberi saran kepada pemerintah Indonesia terkait diplomasi yang telah ditempuh. Walau tribunnews.com memfasilitasi dengan sharing di facebook untuk mengumpulkan saran dan solusi tetapi yang muncul masih banyak kritik dan kecaman. Hal ini bukti bahwa facebooker masih kecewa dengan sikap Indonesia yang lemah dan mengalah dalam diplomasi dengan Malaysia.
Setelah disharing beberapa jam, muncul lebih dari 35 komentar yang mayoritas masih mencela kebijakan pemerintah Indonesia yang dinilai tidak tegas dan melempem menghadapi Malaysia. Berikut ini beberapa saran atau kritik yang dipilih tribunenws.com untuk ditampilkan.
Apul Matondang (Indonesia bangsa budak?)
BUKTI ketidak siapan Pemerintah dalam menjaga kedaulatan NKRI. Mereka lebih pinter beradu bicara kedalam, keluar lektoi....! Agar jgn terjadi lagi insiden yg berulang-ulang ini, Pemerintah sebagai Negara Yang berdaulat harus menunjukkan kedaulatannya sendiri dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan malaysia, agar pemahaman Negara serumpun dapat dibahas kembali, dan kehormatan bangsa tidak tercederai, namun sy sangat tidak yakin itu terjadi, karena mental anak bangsa sudah dirusak pemerintah sendiri dengan menjadikan TKW dan TKI sebagai pahlawan devisa.....soo kita mau bilang apa? Bukankah kita telah dijadikan sebagai bangsa budak?
Lizza Apriani Asirri (maksimalkan armada laut)
Diplomasi Indonesia semakin lemah keliatannya, knp indonesia tdk melakukan perundingan bilateral terkait wilayah perairan yg trs dibajak oleh malaysia, mgkn perlu diupayakan tindakkan lbh tegas untk mepublish batas laut ektrateritorial trhdp malaysia, tidak hrs merendahkan diri dgn melobby, fungsikan armada angkatan laut dgn maksimal ... !!!
Radytia Adrianto (perhatikan aparat perbatasan)
Masalah ini udah ga bs di biarkan lg.. Pnyelesaian scara diplomasi regional udah ga bs d harap lagi.. Pmrintah hrus brani ambil langkah ke PBB, coz mslah lintas batas antra malingsia ga brujung dri dlu.. Jgn lgi pke diplomasi yg lembek agar indonesia ga dpandang sblahmata lg sm ngara lain.. Slain itu pmerintah jg ga prhatian sm aparat2 perbatasan, cuman bs ksh tmbahan uang mkn 5000 perak (bs bli apa dsana?) Smntar jendral2 di pusat udah gendud smua rekeningnya..
Bambang Hadi (utamakan musyawarah)
Apa itu bkn merupakan satu tanda kelemahan dari Negara KITA ???
MEMANG Alangkah baiknya bila suatu permasalahan aplg bila melibatkan antar Negara diselesaikan secara musyawarah...akan tetapi bila utk Musyawarah kita harus mengorbankan HARGA ...DIRI sebagai BANGSA alangkah TAK BERGARGA DIRI-nya NEGARA KITA.
Tunjukkan pada Negara lain bahwa Negara KITA adlh Negara yg Bermartabat dan Mempunyai Harga
MarDani Revolusi (pertimbangkan TKI)
sudah sangat tepat itu. Memang mau cara bagaimana lagi. Mau pake kekuatan militer? Ga perang aja alutsista RI pada jatuh & rusak sendiri, apalagi dipakai perang. Jgn2 malah bunuh prajurit sendiri.
Terus kalo jd perang TKI kita di Malaysia g...mn nasibnya, dgn jumlah yg begitu buanyaknya??? Maklum andalan devisa RI kan TKI...
Bagaimana mau diplomasi kalo kayak begini.... Diplomasi mencret namanya...
Mukhlisin Aziz (insiden yang wajar)
apa yg dilakukan pemerintah sudah benar, soal pelanggaran wilayah oleh nelayan pasti masih akan terjadi lagi, sebagai konsekwensi negara bertetangga
Uung Zuviarman (Perkuat TNI)
perkuat militer kita, persenjataan yg canggih dan kemakmuran para TNI. jgn di departemen lain aja yg diurusin! seandainya uang negara tdk di korupsi..tentunya kebutuhan bangsa ini tercukupi. negara lain tidak akan berani macam2 dgn INDONESIA........
Muhammad Tri Muchsin Nst (2x saja)
SERAKAH!!!
SBY BUKAN MALAIKAT YG BISA SEMUANYA. MSH BANYAK YG LAEN YG BISA MEMIMPIN NEGERI INI MENJADI LEBIH BAIK! PRESIDEN LEMOT KOK MAU PERIODE 3 KALI? KE LAUT AJA SONO!
Lord-Hardi Rasimay (harus berani)
Indonesia salah satu negara yg meraih kemerdekaan dg perjuangan.. kita negara besar yg seharus nya punya wibawa dan ketegasan... diplomasi harus, tp tegas lebih penting... maaf..kita jgn melupakan sejarah, bhwa dulu blok barat dan timur sj tdk brani mengintimidasi Indonesia bahkan PBB saat kita keluar dari keanggotaan.. Tentara kita tdk penakut, tp yg pemberi komando tertinggi nya kurang tegas... persenjataan? dulu imbang gak kita dg penjajah?
Haris Hunt II (Buka lapangan kerja seluasnya)
Pertama " Pemerintah meletakkan UUD 45 di atas sgl kepentingan apapun....Kedua : Pemimpin memiliki sifat Tegas yg nyata demi Negara.....Ketiga : TNI dan Petugas DKP secara kuantitas dan kualitas sarana dan prasarananya hrs ditingkatkan.........Keempat : Pemerintah sesuai amanat UUD 45 menjalankan kewajibannya terhadap rakyat untuk membuka lapangan kerja seluas2nya agar para TKI berkurang ke malaisya, krn ini menjadii senjata mreka shg Pemerintah gag bs berbuat apa2. Bayangkan kalau semuanya dikembalikan, padahal pemerintah mungkin sdh merasa nyaman dg kondisi ini gag repor lg mikirkan lapangan kerja dibuka....
Edy Esbali (Rakyat lebih berani)
Terlalu diinjak2 bangsa kita ni. Bisanx kita kan cuma dr kalangan rakyat saja yg berani banyak ngomong, tp dr pemerintah mana? Kaya'nx kita sudah sangat tdk berdaya sama mal. sama sprti sinetron/film di tv2 kita juga banyak bahasa maly. Jd kita lebih suka bahasa mal ya??? Mana rasa nasionalisme kita jika kita lebih mempromosikan bahasa negara lain?
Yaumil Muthaqin (kita masih sabar)
Sesungguhnya Allah bersama orang2 yang sabar, bukan bukti kelemahan indonesia, tapi apa mw dikata, kitapun tidak sanggup melihat saudara kita tidak bisa berkumpul dengan keluarganya atau memberikan kabar buruk untuk keluarganya, terlebih bu...lan ramadhan dan mendekati idul fitri.
sumber : http://www.tribunnews.com/2010/08/20/ini-saran-facebooker-untuk-diplomasi-indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar